Agamaku Kesaksianku

Apa & Siapakah Manusia Itu?

Posted on: Agustus 15, 2006

Mengapa kita harus hidup di dunia ini? Untuk apa? Toh kita hanya mendapat penderitaan? Untuk apa kita hidup jika akhirnya kita mati? Ah… pertanyaan yang sulit karena mempertanyakan hakekat kita sebagai manusia. Setiap orang akan menjawab berbeda. Saya yakin Anda pun akan bingung menjawabnya. Jika ingin tahu jawabannya, tanyakan langsung pada Allah. Mari kita tanyakan bersama-sama.

Pada mulanya Tuhan Allah menciptakan alam semesta. Pada hari keenam Allah menciptakan manusia. Manusia yang seperti apa yang diciptakan Allah pada awal mulanya? Bagaimana kehidupannya? Dan apa saja tugasnya?

Hakekat Manusia Pertama

  1. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya (Kej 1:27). Ya, Allah menciptakan manusia pertama itu secitra dengan Allah.
  2. Allah menghembuskan nafas hidup kepada manusia (Kej 2:7) sehingga manusia memiliki roh. Inilah yang membuat manusia menjadi ciptaan yang paling unik dan superior di dunia.
  3. Allah memberkati manusia (Kej 1:28). Manusia akan menjadi bangsa besar yang terberkati dengan kemampuan hidup dan berpikir yang luar biasa.
  4. Allah memberikan segala tumbuh-tumbuhan & pohon-pohonan untuk menjadi makanan manusia (Kej 1:3). Manusia diberikan hak atas segala tumbuh-tumbuhan & pohon-pohonan. Demikian juga halnya dengan binatang yang lain, Allah juga memberikan tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka (Kej 1:30). Bisa jadi pada masa awal manusia dan binatang itu vegetarian. Manusia dan binatang dapat hidup berdampingan tanpa perlu saling memangsa.
  5. Pada awalnya Allah menugaskan manusia pertama untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (2:15). Manusia boleh memakan buah dari pohon apapun yang baik bagi hidupnya kecuali buah dari sebuah pohon yang terletak di tengah Taman Eden, yaitu Pohon Pengetahuan. Karena jika manusia memakannya, maka manusia akan kehilangan kemuliaan (=mati) (Kej 2:17). Sebenarnya ada lagi pohon penting lainnya, yaitu Pohon Kehidupan, tetapi sepertinya pada awal masa itu tidak dilarang oleh Allah. Baru setelah manusia pertama jatuh dan diusir dari Taman Eden barulah Pohon Kehidupan dijaga ketat oleh Kerub sehingga manusia tidak dapat lagi mencapainya (Kej 3:22 & 23).
  6. Allah juga menugaskan manusia untuk memberi nama bagi semua binatang di dunia (Kej 2:19).
  7. Walau pun pada mulanya sepasang manusia pertama ini telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu (Kej 2:25). Ya jelas tidak malu dong. Kan, sepasang suami istri. Lagi pula baru ada 2 orang manusia di Taman Eden.

Dosa Asal

Sayang beribu sayang, manusia pertama jatuh ke dalam dosa karena telah melanggar larangan Allah, yaitu untuk tidak memakan buah dari Pohon Pengetahuan. Perihal kejatuhan manusia ini dan konsekuensinya dapat dibaca di: “Kita Harus Menderita Karena Kutukan Allah.” Apa yang terjadi setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan diusir dari Taman Eden oleh Allah?

  1. Manusia kehilangan kemuliaannya dan tidak dapat bertatap muka lagi dengan Allah. Ini disimbolkan dengan pengusiran manusia dari Taman Eden (Kej 3:23). Hubungan Allah dengan manusia tidak dapat lagi dilakukan secara langsung. Manusia juga tidak dapat lagi secara langsung mencari dan berjumpa dengan Allah. Ya, itu karena manusia telah kehilangan kemuliaannya. Sudah ada penjaga dengan pedang menyala-nyala menjaga hadirat Allah dari manusia (3:24). Manusia sama sekali tidak dapat melewati gerbang ini.
  2. Manusia memiliki ilmu pengetahuan dan memiliki kemampuan berkembang yang luar biasa karena buah dari Pohon Pengetahuan ini. Berbekal pengetahuan ini pulalah yang menyebabkan manusia ingin menyamai Allah dan bahkan tidak mengakui Allah dan penciptaan-Nya (Kej 3:22). Ingat teori Darwin yang menolak proses penciptaan Allah dalam 6 hari? Kalau tidak ingat, silakan baca teori Evolusi Darwin atau di “Benarkah Adam Manusia Pertama?
  3. Manusia akan dilahirkan. Dan proses ini akan memberikan rasa sakit yang luar biasa bagi ibunya (Kej 3:16). Tidak ada lagi proses penciptaan manusia oleh Allah, semuanya harus melalui perkembangbiakan.
  4. Manusia akan mengalami kesulitan dan harus bersusah payah dalam mencari kehidupan di dunia ini. Kesulitan ini karena Allah telah mengutuk dunia dengan semak duri dan rumput duri. Banyak sekali penggoda dan penjahat. Dengan itu pula manusia tidak akan merasakan enaknya hasil yang dia peroleh.
  5. Manusia akan mati dan kembali menjadi debu (Kej 3:19). Manusia adalah debu dan akan kembali menjadi debu.
  6. Iblis akan selalu menyesatkan manusia sehingga iblis dapat mengambil roh manusia (Kej 3:14). Manusia yang berhasil disesatkan akan menjadi pengikut iblis.
  7. Adanya permusuhan abadi antara iblis dengan keturunan perempuan pertama. Permusuhan ini membuat keturunan perempuan (Yesus Kristus) sangat menderita dan wafat di dunia ini, tetapi sebenarnya iblislah yang dihancurkan kuasanya atas dunia ini (Kej 3:15). Dan iblis dan segala kekuatannya akan dihancurkan oleh Yesus Kristus pada akhir jaman (baca Kitab Wahyu).
  8. Manusia telah kehilangan kemuliaannya dan telah terlepas dari Allah sehingga manusia harus hidup sendiri tanpa bimbingan langsung dari Allah. Syukurlah bahwa Allah tetap memberikan kasih-Nya bagi manusia. Allah telah membekali manusia dengan perlengkapan untuk hidup di dunia ini (Kej 3:21). Sepasang manusia pertama itu, yaitu Adam dan Hawa, termasuk sukses dalam kehidupannya di dunia ini. Mereka dapat hidup dan mencari makan dengan baik. Mereka dapat memiliki anak yang cukup banyak sehingga dapat membuat suatu bangsa yang cukup besar.
  9. Sayangnya manusia selalu cenderung berbuat dosa (Kej 6:5). Bahkan keturunan pertama Adam telah melakukan pembunuhan (Kej 4:8). Banyak sekali kejahatan yang dilakukan oleh manusia generasi awal ini. Bahkan kejahatan yang mereka perbuat semakin jahat di Mata Allah yang mengakibatkan Allah sangat murka. Sampai akhirnya Allah harus menghapuskan generasi pertama manusia ini dengan air bah dan menyelamatkan Nuh dan menjadikannya bangsa baru (Kej 7-8). Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sejamannya dan dia bergaul dengan Allah (Kej 6:9). Sebelum Nuh ada seorang yang juga hidup bergaul dengan Allah, yaitu Henokh. Pada umurnya yang ke 365 tahun Henok diangkat Allah.
  10. Walau pun demikian ternyata manusia tetap saja berdosa sehingga Allah menetapkan umur manusia maksimal 120 tahun saja (Kej 6:3). Sebagai catatan, Adam mati pada umur ke 930 tahun. Sedangkan Set, anak Adam yang lain mati saat berumur 912 tahun. Henokh diangkat Allah pada umur 365 tahun. Nuh mati saat berumur 950 tahun. Kebayangkan mengapa dari 1 orang bisa tercipta suatu bangsa yang besar? Dahulu setiap anak dari manusia generasi pertama akan menjadi suatu bangsa yang besar dan tersebar. Sayangnya bangsa yang besar ini selalu berbuat dosa.

Kasih Allah Kepada Manusia

Walau pun Allah telah mengusir manusia, tetapi Allah tetap menunjukkan kasih-Nya bagi orang-orang yang benar. Perjanjian-Nya pada manusia selalu dibuat atas dasar kasih. Syaratnya adalah setia kepada Allah dan berbuat kasih. Allah sejak dulu telah mengutus para nabi untuk mengembalikan manusia kepada jalan yang benar, yaitu jalan Allah. Tetapi sayangnya para nabipun tidak digubris, bahkan banyak yang dibunuh. Hingga akhirnya hadirlah Yesus Kristus ke dunia ini. Yesus Kristus telah merombak perjanjian Allah dengan suatu Perjanjian Baru yang kekal. Dan kasih Allah dituliskan langsung ke dalam sanubari manusia (Maz 37:31; Rom 2:15; Rom 5:5).

“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Ibrani 8:10b; bdk Ibrani 10:16-15)

Disclaimer:
Tafsiran Kitab Suci dalam artikel ini adalah murni dari pemikiran pribadi. Mungkin akan berbeda dengan tafsiran dari pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, Anda dapat mengutarakan pendapat dengan memberikan komentar pada artikel ini.

Bacaan Pelengkap:
Kita Harus Menderita Karena Kutukan Allah.
Saat Menderita di Dunia Ini.
Memilih Sikap Ketika Menghadapi Kesukaran.
Benarkah Adam Manusia Pertama?
Benarkah Adam Manusia Pertama? (2)

28 Tanggapan to "Apa & Siapakah Manusia Itu?"

[…] Apa dan siapakah manusia itu? Mengapa manusia dikutuk oleh Allah? Mengapa manusia harus berziarah ke dunia ini? Apa yang harus kita lakukan ketika berziarah di dunia ini? […]

Lalu apakah manusia itu?

Hallo Dwilicious,
Manusia itu adalah mahluk ciptaan Allah.

Salam.

saya lagi nyari informasi mengenai penyembuhan luka batin eh taunya nyasar ke blog ini. Kebetulan Karismatik Katolik Samarinda mau ngadain kegiatan ini.

O iya, siapa yang mengelola blog ini ?

GBU
Reo

aku mau nanya. Aku mau tau aja gmna pandangan agama kristen tentang hakekat manusia? apakah hakekat manusia menurut sudut pandang agama lain (seperti Islam, Budha, Hindu, KongHuchu) dan menurut sudut pandang suku itu sama? klo bisa penjelasannya.

Thanks
GBU

*Mengapa kita harus hidup di dunia ini? Untuk apa? Toh kita hanya mendapat penderitaan? Untuk apa kita hidup jika akhirnya kita mati?*

Weks…. masalah kaya gini masih pusing yah… menurut gw
1. karna kita bs mengexplore semua kemampuan kita (pengetahuan maupun sosial) biar bs survive dibumi. gak kaya disurga yg katanya serba ada.
2. biar kita bs tau mana yg bener n mana yg salah, mana yg baik n mana yg buruk.
3. emang hidup lo menderita yah??? temen gw yg menderita cacat aja bs bil;ang hidupnya bahagia koq.
4. emangg kita harus mati. kan kita gak abadi kaya Sang Pencipta Yang Tak Pernah Lahir dan Tak Pernah Mati.

Yah itu cm kata gw aja….

salam kenal 🙂

“Walau pun pada mulanya sepasang manusia pertama ini telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu (Kej 2:25). Ya jelas tidak malu dong. Kan, sepasang suami istri. Lagi pula baru ada 2 orang manusia di Taman Eden.”

mmm… kayanya bukan itu deh sebab tidak malu nya… setau saya mereka tidak malu karena memang tidak mengenal kata telanjang (gag tau keadaan mereka itu telanjang.

Setelah makan buah, mereka baru tahu bahwa mereka telanjang dan baru deh malu2 kucing (Kej. 3:7).
cmiiw, though.

Dear Ramot,
Bisa juga begitu. Yang jelas mereka jadi punya “perasaan” seperti malu, takut, marah, dll. Karena memakan buah pengetahuan itu.

Salam.

jadi tujuan manusia itu diciptakan menurut alkitab itu apa?

untuk kemulian TUHAN

Dear axiva,

Sepertinya tulisan ini hanya membahas siapa manusia pertama dan kenapa anak cucunya memiliki “dosa asal” tetapi bukan tujuan manusia itu diciptakan.

Tentu kalau dalam iman kita tujuan manusia diciptakan adalah untuk selalu menyembah dan mengagungkan asma ALLAH

Salam

allah(1): nama besar, kekuatan super, yang dibutuhan manusia tuk menghilangkan kebimbangan-kebinggungan juga menguatkan manusia dalam kehidupan nyata di dunia ini.

allah(2): nama besar dari super ego manusia yang paling dasar.

allah(3): simbol, identitas manusia, dituangkan dan membentuk suatu golongan.

allah(4): selling point dalam satu golongan komunitas tersebut yang terorganisir untuk dipropagandakan.

note:
Agama diperlukan untuk mengatur, mengarahkan orang yg petualangan batin & pengalaman spiritual’nya kurang, nurani miskin.

P 🙂 Peace

[…] Tahukah Anda bahwa kita terlahir di dunia ini karena dosa? Tahukah Anda bahwa cara kita hadir di dunia ini adalah akibat kutukan? Baca: – Apa & Siapakah Manusia Itu? […]

mau nanya dunk..apa seh yang di sebut manusia baru?kenapa?bisa jelaskan gak?thx
GBU

NAH …INI ADA PERTAYAAN YANG MEMRLUKAN JAWABAN;
PADA SAAT TERJADI PEPERANGAN DI SORGA, BINTANG FAJAR YAITU SETAN DICAMPAK KE DUNIA. MENGAPA PADA SAAT ITU ALLAH TIDAK SEKALIGUS MEMBINASAKAN SETAN ?
AGAR SETAN TIDAK MEMBUJUK HAWA JATUH DALAM DOSA,..DAN INILAH TERJADI KUTUKAN BAGI MANUSIA.
KARENA SETAN DIBUANG KEBUMI,..INILAH AKIBAT SETAN DIBIARKAN HIDUP KEDUNIA UNTUK MENJERAT MANUSIA JATUH DALAM KUTUKAN.

KALAU SAAT ITU SETAN TERUS DIBINASAKAN, MANUSIA TIDAK JATUH DALAM DOSA, TETAPI ALLAH MEMBIARKAN SETAN UNTUK MEMBUJUK MANUSIA ,…AGAR JATUH DALAM DOSA.

KARENA SETAN TIDAK DIBINASAKAN PADA SAAT ITU, SEKARANG MENUSIA MENERIMA KUTUKAN DOSA.

KARENA ADA SETAN, MANUSIA PERTAMA JATUH DALAM DOSA KARENA…SETAN DIBIARKAN HIDUP,,,MARI KITA PERTAYA PADA ALLAH
MENGAPA ALLAH MEMBIARKAN SETAN HARUS HIDUP UNTUK MEMBUAT MANUSIA JATUH DALAM DOSA >>????

@Dear Nunusaku,

Allah adalah Mahakasih, Maha Penyayang dan Maharahim. Allah tidak langsung menghukum makhluk yg berdosa tetapi memberikan kesempatan untuk bertobat.

Demikian juga dengan Iblis & manusia yg diberi kesempatan utk bertobat. Karena jika Allah itu kejam, maka tidak ada lagi iblis dan juga manusia. Bukankah Adam & Hawa juga berdosa? Jika Allah tega, maka Adam & Hawa langsung dibinasakan. Dan tentu saja Anda tidak akan ada di dunia ini.

Jikalau Adam & Hawa berhasil dibujuk setan, maka sebenarnya mereka memilih untuk melanggar dan berdosa. Jika mereka memilih untuk tidak melanggar, maka mereka tidak berdosa.

Puji Tuhan bahwa Allah itu Mahakasih sehingga memberi kesempatan pada manusia untuk bertobat.

Salam.

Tujuan manusia diciptakan salah satunya adalah untuk menggenapi printah Tuhan..dan untuk memuliakan nama-Nya..
“Manusia adalah Bait Allah..”

dear all,

saya sangat setuju dengan pendapat pozzzmo, semua hal yang tertulis adalah sangat SIMBOLISTIK.. mungkin kita akan sangat2 mengerti kitab suci bila kita didahulukan untuk mengerti sastra, baru kita bisa memaknai kehidupan, karna hal itu sangat berhubungan dengan kebudayaan, pengetahuan dan hati. (setiap individu akan berbeda2 merasakannya)

Jesus dalam jaman itu dan keadaan lingkungan seperti itu juga tekanan2 yang ada, mampu mengerti kehidupan dan menempa pengikut2nya dengan pengetahuan alam, sehingga dapat menyebarkan CINTA yang sesuai dg kebudayaan masyarakat di daerah2 yang mereka singgahi… (jika kebudayaan, pendidikan/pengetahuan dan hati masyarakatnya seperti ini maka bahasa cinta yang akan dilontarkan seperti ini juga..) dan dia juga terus belajar hingga akhir hidupnya.
begitu juga sama halnya dengan Mohammad, dia sangat mengerti kebudayaan di daerahnya yang masyarakatnya sangat akrab dengan peperangan dan kekerasan. dia menyebarkan CINTA juga dengan kebudayaan yang ada. makanya kitabnya sangatlah radikal dan keras. kita harus super extra putar otak sebagai orang indonesia untuk mengerti kitab2suci yang ada di dunia ini.

intermezzo:
sekeras/selembut apakah untuk menciptakan CINTA kepada sesama dan alam di Indonesia…??
Cintailah dan rawatlah Ibu pertiwimu dengan agama yang kau miliki…
mulailah dari diri sendiri, jangan menunggu pemimpinmu memberikan perintah… (karena pemimpin dirimu adalah dirimu sendiri…bukan orang atau hewan atau pohon atau buku/kitab)

masih ingat film kera sakti??
perjalanannya sangat memberi inspirasi…
kita juga akan menemukan jawaban “SIAPAKAH DIRI KITA” dari perjalanan hidup kita, kita akan mampu menciptakan surga jika kita berlaku positif (seperi teman redwar yang menderita cacat, merasa bahagia karena anugrah yang dia dapat, itulah surganya)
kita tidak bisa mendapatkan jawaban hanya INSTANT dari mulut orang lain, masing2 individu akan merasakan berbeda2..
seperti 2 orang yang di tawari teh manis, masing2 gelas berisikan 2 sendok gula. mungkin yang satu bilang jika teh itu sudah manis, mungkin yang satu lagi bilang bahwa dia butuh 2 sendok lagi supaya manis..
seperti itulah hakikat dan jatidiri manusia..
kita tak bisa samakan hakikat kita atas orang lain…
bahkan nabi2/musrid2 manapun tak akan mau mendiskripsikan dan memaksakan hakikat manusia itu seperti apa… mereka hanya memberi inspirasi kepada murid2nya..
jadi mohon hilangkanlah sifat2 keinginan/keingintahuan yang instant tersebut, mulailah membangun pengetahuan external dan berproses, tak hanya dari agama dan kitab suci melainkan juga dari realita yang ada hingga kebudayaan individu orang lain. diusahakan jangan ada kata pamrih jika dirimu mengenal temanmu, sahabatmu, keluargamu, pacarmu, pliharaanmu, rumahmu bahkan musuhmu.. hanya dengan cinta semua hal akan menjadi keluargamu…

++
mengapa manusia itu hidup? adalah karena CINTA
siapa manusia itu? adalah bagian terkecil dari alam.
Alam adalah kehidupan..(secara global)
Kehidupan adalah eliah/illahi/allah (bahasa/nama besar, kekuatan super, yang dibutuhan manusia tuk menghilangkan kebimbangan-kebinggungan juga menguatkan manusia dalam kehidupan nyata di dunia ini/matrix kehidupan.)
unsur kehidupan terpenting dan terbesar adalah air, selain ada tanah, api dan udara..

hubungan Tuhan dan manusia adalah sama seperti halnya hubungan manusia terhadap sel2 tubuh… klo sel2 itu rusak, maka akan menjalar ke sel2 yang lain… dan akan menyebabkan manusia itu sakit…, demikian juga kalo manusia itu “sakit” maka akan menyebabkan Tuhan menjadi sakit juga… dan akan menyebabkan becana terhadap manusia
++

segini dulu dah… (masih belum lengkap sewh) uwh CP deeh…

GBU
dunie sufi

Semua berdebat seolah hidup pada jaman itu, seolah hidup saat semua kitab tersebut dalam proses menjadi Kitab masing-masing. Seolah yang paling benar.

Semua tidak salah, tetapi menjadi salah apabila terbawa dendam, benci dan merendahkan yang lain.

Sebenarnya semua agama tidak akan dapat memuaskan pikiran dan pertanyaan manusia tentang :
– Mengapa manusia harus berdosa, sengsara, saling perang, bunuh dan perbuatan keji lainnya.
– Bukankah Tuhan Maha Tahu, bahwa si A, B atau C sebelum dilahirkan nantinya pada saat hidup akan menjadi atheis, muslim, kristen, kong hu cu dan lainnya. Atau nanti ketika mati si A, B atau C penuh dosa atau langsung masuk surga.
– Bukankah Tuhan Maha Kuasa, dengan kuasaNya Dia dengan mudah menjadikan semua manusia tidak berdosa, damai, saling mengasihi dan menjadikan setan baik seperti malaikat.
– Jika begitu, apakah Tuhan sedang menikmati panggung dunia yang Dia ciptakan, yang Dia sutradarai, yang Dia tahu betul cerita seluruh manusia yang memerankan peran masing-masing dari awal manusia ada hingga kiamat dan hari akhir nanti ?
– Jika begitu, betapa jahatnya Tuhan, yang membiarkan manusia dalam kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan dan ketidakberdayaan memilih?
– Bagiku jelas Tuhan itu ada, karena tidak mungkin awal mula dunia ini ada dengan sendirinya. Jadi aku ngga mau jadi atheis.
– Bagiku hidup ini misteri, pikiran manusia tidak akan bisa menggapai rencana Tuhan. Aku jadi ingat kisah Santo Antonius yang bertemu anak kecil di pantai.
– Bagiku Tuhan juga bukan Tuhan yang jahat, egois dan tidak mau tahu kesusahan umat manusia. Bahkan Dia rela sengsara demi umat manusia, bukan Tuhan yang menikmati sandiwara dunia ini.
– Dia menyayangi semua manusia, baik yang : atheis, Islam, Hindu, Budha, Katolik, Kristen, Kong hu cu dan semuanya. Tapi mengapa kita justru yang memusuhi, membenci, membunuh, menyiksa, merendahkan dan perbuatan jahat lainnya kepada sesama kita.
– Dia sungguh menyerahkan kepada kita semua, Dia sungguh demokratis.
– Mungkin malah menjadi seolah-olah Tuhan tidak berdaya, tidak Maha Kuasa dan tidak hebat.

Aku adalah Adrianus :
– Yang telah mengembara mencari kebenaran
– Yang hidup tidak pamrih untuk masuk surga atau neraka, semua kuserahkan kepada Tuhan
– Yang telah menjatuhkan pilihan terakhir pada Yesus
– Yang kudapatkan kedamaian dan kepasrahan ketika kuterima tubuh dan darahNya
– Bukan karena surga yang kuinginkan, tetapi karena ajaran-ajaranNya :
o Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri
o Apabila ditampar pipi kirimu, serahkanlah pipi kananmu
o Apabila diminta bajumu, serahkanlah jubahmu
o Ampunilah dan doakanlah musuh-musuhmu
o Dan ajaran kasih lainnya
– Surga adalah kedamaian, kasih dan saling membantu

TUHAN KUSERAHKAN HIDUP DAN MATIKU UNTUKMU, DALAM TANGANMU, DALAM KASIHMU.
AKU MERINDUKANMU

syalom !!!!!
bapak/ibu saya dalam penulisan skripsi tetapi saya masih bingun mancari motto untuk itu saya mohon bantuan bapak/ibu untuk mau membantu saya mencari motto yang pasa buat saya.
sayonara …..////

Assalamualaikum dan salam damai untuk saudara-saudar sekalian

Boleh tak DEWO and THE GANG perjelaskan tentang DOSA WARIS?

Saya HAIRAN kamu mengaku MENGIMANI YESUS SEBAGAI TUHAN tapi pada masa yang sama KAMU (KRISTIAN) TIDAK BERIMAN KEPADA YESUS.

YESUS CAKAP tiap-tiap orang akan MEMIKUL DOSANYA SENDIRI dan TAK BOLEH DIWARISKAN PADA ORANG LAIN.

Sebenarnya saya nak kongsi dengan anda supaya anda melihat, mambaca, memahami, supaya lebih puas sedia semua versi Bible yang ada untuk memerhati ada apa isi dialog di bawah kerana INI BERKAITAN BIBLE, YESUS DAN IMAN anda sebagai Kristian

DOSA WARIS
B: Saya ingin menerima penjelasan dari Bapak kyai, tentang kepercayaan kepada dosa waris yang disebabkan karena dosa Adam dan Hawa.

A: Baiklah, saya akan berikan jawabannya, tetapi sebelumnya saya ajukan pertanyaan: Betulkah menurut kepercayaan Kristen bahwa anak cucu Adam dan Hawa dari sejak dilahirkan sudah membawa dosa?

B: Betul begitu, karena Adam dan Hawa berdosa, maka cucunya menerima warisan dosa dari keduanya.

A: Mengapa dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada cucunya? Mestinya setiap manusia memikul dosa dari perbuatannya sendiri, bukan memikul dosa orang lain.

B: Tetapi menurut ajaran Kristen, setiap manusia pada sejak waktu dilahirkan sudah memikul dosa, atau menerima warisan dosa dari dosa Adam dan Hawa. Oleh karena kedatangan Yesus itu adalah untuk menebus dosa-dosa manusia dari warisan Adam dan Hawa tersebut.

A: Kalau keterangan Saudara benar pada ajaran Kristen, silahkan Saudara periksa kitab Nabi Yehezkiel pasal 18 ayat 20.

B: Pasal dan ayat tersebut menyebutkan: “orang berbuat dosa, ia itu juga akan mati; maka anak tiada akan menanggung kesalahan bapaknya, dan bapak pun tiada akan menanggung kesalahan anak-anaknya; kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang fasik pun akan tergantung atasnya”.

A: Jelas Bibel sendiri menyebutkan bahwa setiap manusia akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan Hawa harus diwariskan atas anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta menanggung dosanya? Padahal Kitab Injil sendiri tegas menyebutkan bahwa setiap perbuatan baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat dibebankan atas orang lain. Baiklah, saya teruskan pertanyaan saya pada Saudara; sejak umur berapa Saudara dibaptis?

B: Kata orang tua saya, sejak umur tiga bulan dibawa ke gereja dan di sana dibaptis, oleh karena setiap manusia sejak dilahirkan sudah membawa dosa Adam dan Hawa yang disebut Dosa Waris, jadi sejak bayi pun sudah membawa dosa; oleh karenanya saya dibaptis waktu masih kecil.

A: Apakah perbuatan demikian itu berdasarkan Kitab Bibel?

B: Saya berkeyakinan demikian. Sebagaimana saya terangkan bahwa bayi yang baru dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosa Adam dan Hawa.

A: Kalau begitu, bayi yang belum dibaptis sekiranya ia meninggal dunia (mati) tentu tidak akan masuk surga, sebab matinya ada membawa dosa Adam dan Hawa.

B: Ya, mestinya demikian.

A: Silahkan periksa Matius pasal 19 ayat 14.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: “Tetapi kata Yesus. “Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan surga”.

A: Nah, perhatikanlah di ayat itu nyata-nyata Yesus sendiri yang berkata ia mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedangkan mereka belum mengakui kesalibannya Yesus dan juga belum dibaptiskan, tetapi mempunyai kerajaan surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri bahwa kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa, oleh karena itulah Yesus berkata: Mereka adalah suci dari dosa dan dengan sendirinya masuk surga. Saya ingin bertanya lagi, Saudara waktu umur tiga bulan itu sudah membawa dosakah atau belum?

B: Kalau berdasarkan perkataan Yesus yang Bapak katakan tadi, tentu tidak.

A: Jadi masih suci dari dosa walaupun tanpa dibaptiskan?

B: Ya, betul demikian.

A: Kalau begitu, apakah gunanya Saudara dibaptis pada waktu umur tiga bulan itu?

B: Waktu umur tiga bulan tentu saya tidak tahu apa-apa.

A: Saya bertanya sekarang, bukan bertanya kepada Saudara di waktu Saudara berumur tiga bulan, Jadi apakah sekarang Saudara sudah menyadari tentang tidak adanya dosa waris?

B: Seperti Bapak terangkan tadi, berdasarkan pengakuan Yesus sendiri tentu saya menyadarinya. Karena, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa anak-anak itu suci pada waktu dilahirkan.

A: Nah, bagaimanakah sekarang, masih adakah pandangan Saudara terhadap dosa waris?

B: Tentu saja harus menyadari berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa anak-anak yang baru dilahirkan itu suci tidak membawa dosa sedikit pun.

A: Tidak membawa dosa yang bagaimana?

B: Ya, tidak membawa warisan dosa dari Adam dan Hawa.

A: Kalau begitu Saudara telah mengakui bahwa dosa waris itu tidak ada?

B: Ya, demikianlah harus saya akui berdasarkan Kitab Bibel sendiri.

A: Syukur Saudara telah mengakui tidak adanya dosa waris, kalau dosa waris itu turun-temurun, maka anak yang baru lahir yang belum tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan buruk, kalau bayi itu mati ia membawa dosa dan masuk neraka, dan di manakah letak keadilan Tuhan kalau demikian?

B: Ya, saya bisa terima keterangan Bapak.

A: Nah, coba pikirkan dengan penuh kesadaran. Kalau ada seorang tua dari beberapa orang anak, dan orang tua itu menjadi penipu, pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam, dan bermacam-macam dosa ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah anak-anaknya juga diharuskan menanggung dosa orang tuanya, lalu anak-anak itu harus dihukum juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah pengadilan semacam itu akan dikatakan penegak keadilan?

B: Terima kasih, saya sudah menyadari, bahwa dosa itu tidak bisa diwariskan atau dioperkan kepada orang lain.

A: Syukur kalau begitu.

B: Akan tetapi kalau dosa itu tidak bisa diwariskan mestinya pahala juga tidak diwariskan. Bagaimanakah menurut ajaran agama Islam dalam hal itu?

A: Tidak bisa, malah tidak boleh, baik pahala maupun dosa dioperkan pada orang lain.

B: Jawaban “tidak boleh” itu apakah menurut pendapat Bapak sendirikah atau menurut ajaran Islam?

A: Menurut ajaran Islam, pahala seseorang tidak boleh diwariskan atau dioper kepada orang lain, begitu juga dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain. Setiap orang menanggung sendiri pahala dan dosanya atas perbuatannya sendiri.

B: Akan tetapi saya pernah membaca sebuah buku agama Islam yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad pernah berkorban seekor kambing buat umatnya sekalian dan buat familinya. Ini berarti bahwa Nabi Muhammad mewariskan atau mengoperkan pahala kepada orang lain, yakni kepada umatnya dan familinya. Yang demikian itu bukan dosa waris, tetapi jelas pahala waris. Jadi di dalam ajaran Islam ada juga pahala waris, maka saya kira Bapak tidak perlu urus tentang dosa-dosa waris dalam ajaran Kristen, kalau di dalam ajaran Islam terdapat ajaran pahala waris atau ajaran oper pahala.

A: Kalau buku agama Islam yang Saudara baca mau dijadikan pokok tentang bolehnya warisan pahala, mestinya orang Islam boleh sembahyang dan berpuasa, lalu diwariskan pahalanya buat sekalian umat Islam yang masih hidup dan yang mati, tetapi tidak ada umat Islam yang berbuat demikian, kalaupun ada, mungkin karena mereka tidak tahu, bahwa perbuatan yang demikian itu, bertentangan dengan kitab sucinya: Al Qur’an. Jadi bukan kitab sucinya yang salah, tetapi penganutnya sendiri, dan berbeda dengan Kitab Bibel yang mengandung banyak perselisihan antara satu ayat dengan yang lain. Di dalam kitab suci Al Qur’an, tidak terdapat ajaran pahala waris maupun dosa waris. Akan tetapi dalam kitab Bibel (Kristen) antara satu ayat dengan ayat yang lain bersimpang siur.

B: Saya pernah membaca kitab terjemahan Al Qur’an bahasa Indonesia, kalau tidak keliru di dalam surat Ath Thurr ayat 21 ada menyebutkan yang maksudnya bahwa anak-anak orang mukmin akan dimasukkan surga lantaran ibu bapaknya. Jadi lantaran amalan ibu bapaknya anak-anak itu masuk surga. Kalau yang demikian itu bukan pahala waris, lalu apakah namanya?

A: Ayat Al Qur’an yang Saudara maksudkan itu bunyinya akan saya bacakan sebagai berikut: Yang artinya: “Dan mereka yang beriman dan diikuti oleh anak-anak cucunya (keturunannya) dengan keimanan pula. Kami (Allah) kumpulkan anak cucu itu dengan mereka dan tiadalah kami kurangi pahala amalan mereka sedikit jua pun” (Surat Ath Thurr ayat 21). Di ayat ini jelas menyebutkan tidak adanya pahala waris, malah tanggungan mengenai pahala waris pun tidak ada. Yang masuk surga bersama ibu bapaknya itu adalah anak-anak yang belum baligh, karena yang sudah baligh tentu bertanggung jawab sendiri. Oleh karenanya dalam ayat tersebut ada sambungannya. Yang artinya: “Setiap orang bertanggung jawab (terikat) oleh amalannya sendiri-sendiri (masing-masing)”. Jadi setiap orang menanggung dosa dan pahala atas perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain.

B: Apakah di dalam Kitab Al Qur’an ada yang lebih tegas menyebutkan bahwa dosa dan pahala itu tidak dapat diwariskan atau dihadiahkan pada orang lain?

A: Ada, cukup banyak.

B: Maafkan, kami ingin mengetahui di surat apa, dan di ayat berapa, kami akan cocokkan di rumah, karena kami ada mempunyai kitab terjemahan Al Qur’an bahasa Indonesia. Mungkin juga Saudara-Saudara yang hadir di sini juga memerlukan juga.

HADIRIN: Perlu diterangkan, karena memang penting diterangkan.

A: Apakah tidak sebaiknya kita bersama-sama memeriksa di sini saja, kalau Saudara menyetujui saya suruh ambilkan Al Qur’an lalu saya tunjukkan surat dan ayatnya sekali. Bagaimana, apakah sekarang juga?

B: Kalau Bapak hafal lebih baik sebutkan sekarang saja ayat-ayatnya, akan kami catat: lalu akan kami cocokkan di rumah dengan Al Qur’an kami. Tapi kalau Bapak tidak hafal kami minta besok malam untuk menghemat waktu.

A: Insya Allah saya hafal ayat-ayatnya.

B: Baik, silahkan Bapak sebutkan, kami akan catat.

A: Saya akan sebutkan nama-nama surat dan nomor ayatnya, lalu saya akan beri keterangan dan Saudara catat nama surat dan nomor ayatnya yang sebut, lalu cocokkan lagi di rumah.

B: Baik, kami setuju.

A: Surat Al Baqarah, ayat 286. “Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan”. Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain.
Surat Al Baqarah, ayat 123. “Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain”. Maksudnya, kelak di hari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat.

Surat Al Ankabut, ayat 6 “Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri”.

Surat Yaasiin, ayat 54 “Maka pada hari kiamat, tidak seorang pun akan teraniaya, dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah kerjakan”.

Surat Al Isra’, ayat 15 “Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain”.

Surat An Najm, ayat 38 dan 39 “Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan sesungguhnya seorang pun tidak akan menerima pahala melainkan daripada perbuatannya sendiri”.

Surat Luqman, ayat 33. “Hai Manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari (kiamat) seorang Bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya), seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya”.

Ayat-ayat yang saya sebutkan di atas tadi jelas sekali menunjukkan bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya atau mengambil oper pahala orang lain. Jadi dalam Islam, tidak ada manusia yang berkuasa menebus dosa, atau seorang pejabat menebus dosa, perbuatan baik atau jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya. Saya kira sudah cukup ayat-ayat yang saya sebutkan, tetapi kalau Saudara masih memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang lain.

Hadits Sahih Bukhary-Muslim yang Bertentangan Dengan Al-Quran?
B: Sudah cukup, dan kami sudah mengerti, akan tetapi kami pernah membaca sebuah kitab yang menyebutkan sebuah Hadits Nabi Muhammad, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang menerangkan bahwa: “Mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya”. Berdasarkan Hadist tersebut berarti bahwa siksaan atas mayit itu disebabkan perbuatan orang lain, bukan dari perbuatan dirinya sendiri. Mayit itu disiksa lantaran “perbuatan” tangisnya orang lain. Kami telah tanyakan kepada beberapa orang yang kami pandang mengerti tentang agama Islam, dan salah seorang guru agama Islam mengenal susunan Hadist tersebut memberikan jawaban bahwa hadist itu benar (sahih), oleh karena yang meriwayatkan adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

A: Hadist Nabi yang Saudara bawakan itu susunannya demikian: “Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muhammad SAW sesungguhnya mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya (riwayat Bukhari dan Muslim)”. Akan tetapi hakekatnya Hadist itu tidak sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat Al Qur’an. Walaupun oleh karena Saudara yang beragama Kristen, mungkin belum mengetahui tentang hadist-hadist sahih dan hadist-hadist palsu, maka agar Saudara yang hadir di pertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa perlu saya terangkan bahwa menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan kitab Musthalahul Hadist, yang disebut Hadist Nabi, bukan saja mesti sah riwayatnya malah mesti beres susunannya dan arti daripada hadist itu HARUS tidak berlawanan dengan kitab Al Qur’an. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim jelas diterangkan demikian. Maksud Hadist tersebut, tatkala hadist yang menerangkan bahwa mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya didengar oleh Siti Aisyah (Istri Nabi), maka Siti Aisyah menolak kebenaran Hadist tersebut. Aisyah berkata: “Cukuplah buat kamu Ayat Al Qur’an; Dan tidak berkuasa seseorang menanggung dosa orang lain.”

B: Nah, kalau begitu Pak Kyai, sekarang kami telah mengerti bahwa berdasarkan Kitab Bibel sendiri dan Kitab Al Qur’an pada hakekatnya dosa waris dan pahala waris itu tidak ada. Yakni setiap manusia menanggung sendiri dosanya, dan pahalanya menurut perbuatannya masing-masing. Ini adil namanya.

A: Ya, seharusnya begitu, sebagaimana tersebut dalam Kitab Bibel dan Al Qur’an yang telah kita baca tadi. Akan tetapi supaya lebih jelas dan tambah meyakinkan Saudara, silahkan Saudara periksa di Injil: “Surat kiriman Rasul Paulus kepada orang Rum Pasal 2 ayat 5 dan 6.

B: Baik, surat dan ayat ini menyebutkan sebagai berikut: “Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan ke atas dirimu untuk hari murka dan kenyataan hukum Allah yang adil, yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut perbuatan masing-masing”.

A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan Dosa Waris?

B: Tidak, malah sebaliknya setiap orang akan dibalas menurut amalnya masing-masing.

A: Periksa lagi Matius pasal 16 ayat 27.

B: Ayat ini menerangkan/menyebutkan: “Karena anak manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan segala malaikatnya, pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut perbuatannya.”

A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan Dosa Waris?

B: Tidak ada, menurut ayat ini perbuatan dosa dan perbuatan baik akan ditanggung sendiri, tidak boleh dibebankan atau diwariskan pada orang lain.

A: Jadi di Kitab Injil sendiri yang menyebutkan tidak adanya dosa waris.

B: Ya, dari mana asalnya ada sebutan dosa waris itu?

A: Apakah Saudara masih memerlukan penjelasan lebih lanjut?

B: Sudah sangat jelas sekali.

A: Kalau begitu, baiklah kita lanjutkan. Di ayat Saudara bacakan tadi ada sebutan “Anak manusia”. Bapanya silahkan Saudara bacakan sekali lagi.

[kemungkinan ada kesalahan ketik pada paragraph di atas?, red]

B: Baik, awal ayat tersebut menyebutkan: “Karena Anak Manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya … “.

A: Bagaimana menurut pengertian Saudara yang dimaksudkan dengan “Anak Manusia dan Bapanya”?

B: Anak manusia itu tentulah Yesus, sedang Bapa ialah Tuhan.

A: Periksa lagi: “Surat kiriman yang kedua kepada orang Kristen” pasal 5 ayat 10.

B: Baik ayat ini menyebutkan: “Karena tak dapat tiada kita sekalian akan jadi nyata di hadapan kursi pengadilan Kristus, supaya tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh tubuh itu, baik atau jahat”.

A: Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing, baik maupun jelek, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain.

B: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang Bapak tunjukkan bahwa perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat diwariskan kepada orang lain. Oleh karenanya, kepercayaan saya kepada dosa waris itu mulai luntur.

A: Kalau begitu lantas bagaimana dosa Adam dan Hawa, apakah dapat diwariskan kepada orang lain, tegasnya kepada anak cucunya?

B: Berdasarkan ayat Bibel tersebut di atas tentu tidak. Jadi dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, seharusnya ditanggung sendiri oleh keduanya, tidak bisa diwariskan kepada anak cucunya.

Pengakuan Dosa = Membeli Ampunan dari Rahib?
A: Dalam sejarah agama Kristen kita kenal yang disebut: “biechten” ialah orang yang berbuat dosa, dan “de biechtafleggen” ialah orang yang meminta ampun atas kesalahannya, dan “Biecht-vader” ialah orang-orang yang diberi wewenang memberi ampun. Setiap orang merasa menyesal atas kesalahannya dapat menerima ampunan dengan jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah diberi ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut “Aflaat-brieven” atau “Indul gences”, yang artinya kemurahan Tuhan.

B: Ya, saya menyadari soal itu, keterangan Bapak memuaskan saya.

A: Bukan hanya demikian, akan tetapi Aflaat-brieven itu pada zaman dulu dipropaganda (gepredicht) di Negara Jerman oleh seorang rahib (nonnik) bernama “Tetzel” dalam tahun 1517 atas perintah Paus Leo, yang menjadi Paus pada tahun 1513-1521. Sebagian daripada hasil penjualan Aflaat-brieven itu digunakan untuk pendirian bangunan gereja “Saint Pieter Kerk” di kota Roma. Terlalu panjang kalau saya uraikan sejarah pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan abad pertengahan.

B: Terima kasih, kita lanjutkan saja soal yang lain, sekarang sudah larut malam, lain kali kami akan datang lagi.

@MOHD HEILMEY BIN JANUDIN

Bang Heilmy, kalau ngga salah yang abang ceritakan di atas itu saya pernah baca yaitu dialognya antara Pendeta Antonius Widuri dan Kiyai Bahaudin Mudhary tgl 9 Maret 1970 dalam waktu 9 hari (dialog yang panjang) dengan tema :
Kerasulan Yesus
Yesus Penebus Dosa
Dosa Waris
Kitab Al-Qur’an dan Kitab Bibel
Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Allah
Perselisihan Ayat-ayat Dalam Bibel

Kutifan dari kata pengantarnya :
“Yang memegang peranan penting dalam dialog itu ialah rasio dan logika yang keluar dari akal yang sehat, sentimen dan dogma tidak mendapat tempat. Karenanya, Saudara Antonius Widuri melihat adanya kebenaran pada Islam, dan melihat dengan terang pula kelemahan-kelemahan pada kitab-kitab Injil. Akhirnya Saudara yang memperoleh hidayah Allah s.w.t. melepaskan agamanya (Kristen), dan memeluk agama Islam.”

Kalau saya amati dari dialog di atas orang-orang yang menganggap Yesus sebagai rasul, ternyata lebih beretika dan lebih menghormati Yesus daripada orang-orang yang menganggap Yesus sebagai Tuhan.
Coba kita lepaskan dulu dogma-dogma itu, tapi kita coba berpikir lebih realistis.
Bagaimana kita menghormati Yesus sementara kita menimpakan dosa-dosa kita kepada Yesus. Atau dengan contoh lain lah, misalnya orang yang kita hormati itu adalah orang tua kita. Kita menghormati orang tua sementara dosa-dosa kita ditimpakan kepada orang tua kita, tidak mungkin kan walau pun orang tua kita itu sudah dijamin masuk sorga.
Satu lagi mengenai dosa waris. Seandainya anak kecil yang baru lahir kemudian meninggal sebelum dibaptis maka anak kecil itu tidak akan masuk sorga (masuk neraka) karena mempunyai dosa. Kira-kita kapan si anak itu melakukan kesalahan dan kapan dia dikasih kesempatan untuk menebus dosa ?
Contoh lain jika ada soarang laki-laki dan perempuan melakukan perzinahan sampai perempuan itu melahirkan seorang anak.
Apakah anak itu yang haram atau perbuatan orang tua-nya yang haram ?
Seandainya pernyataan dosa waris itu berasal dari Tuhan maka Tuhan itu tidak adil. Terus di manakah keadilan Tuhan itu ?.

@MOHD HEILMEY BIN JANUDIN

Eeeh maaf, bang. Petanyaan saya di atas bukan untuk abang tapi untuk orang-orang yang mengimani dosa waris

ada apa.. ada apa nih.. oh itu? hah… si cepot salah posting? busyet deh kamu, malu-maluin guru aja (guru kamu, bukan aku) hehehehe

Aduh itu (si MOHD HEILMEY BIN JANUDIN) yang posting satu buku… Kasih footnote kek, gue pikir sih tetap aja persepsi n asumsi krn ga ada footnotenya. hehehe lagi..sori yah

Kembali ke topik, kalo saya ga percaya dosa asal bagaimana? kan ga semua terus berdosa melulu.. “Kain & Habel’ contohnya, emang Habel jahat (berdosa)? belum tentu atuh.. bantuin dong, tambah bingung nih. thanks yee..

Salam Damai, peace..

@etus07

He..he..he. Salam pertemuan (ikut nimbrung)
Sorry man, si Cepot ngomongnya terlalu extrim sehingga pemilik blog ini mungkin atau barangkali membatasi orang-orang yang masuk ke sini secara ilegal dengan, termasuk si Cepot yang tidak punya password. Kasihan dia tidak bisa Login. Tapi tenang saja si Cepot sekarang berubah menjadi Domba yang legal.

etus07, si cepot salah posting aja kok kamu malah yang repot.

“.. bantuin dong, tambah bingung nih. thanks yee..”

Saya mau bantuin anda, tapi dengan saran aja, anda minum obat lalu istirahat, biar ngga tambah bingung.
He..he..he ….sorry ya, bercanda.

Salam

he he ….. bener bener
Mengapa kita harus hidup di dunia ini?
Untuk apa ?
coba tanya dan cari dulu siapa penciptanya
nah …. dah ketemu !
tanya dong ama Tuhan Allah sendiri pasti Tuhan Allah kasih jawaban ….. soalnya gimana mo nyampe klo orang buta menuntun orang buta

Jawaban kepada Sdr Moh, Cepot, domba, atus07.

*** Mengenai matius 19:14****

Matius 19:14 memiliki berkaitan erat dengan Matius 19:13.
(jadi mengutip ayat harus melihat konteksnya, janganlah main kutib sepotong-sepotong )
Bailah saya kutip kedua ayat ini :

Matius 19:13.
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

Matius 19:14
“Tetapi Yesus berkata: Biarkanlah anak-anak itu, janganlah
menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang YANG SEPERTI ITULAH yang empunya Kerajaan Sorga.”

Kalau Kita renungkan kedua ayat ini secara lebih mendalam , bisa disimpulkan URUTAN PERISTIWA yg terjadi di saat itu. Yaitu:

ayat 13
peristiwa 1:Orang membawa anak2 kepada yesus untuk diberkati.
peristiwa 2:Tetapi murid2 melarangnya.

ayat 14
peristiwa 3:Yesus berkata : biarkanlah anak-anak datang kepadaKU
peristiwa 4:Yesus berkata : Sebab orang-orang YANG SEPERTI ITULAH yang punya kerajaan Surga.

Nah, di dalam markus 19:14 jinilah elas-jelas yesus mengatakan 2 hal yang berbeda. Kalimat ” biarkanlah anak-anak datang kepadaKu” adalah untuk melanjutkan kalimat di ayat sebelumnya yaitu ” Tetapi murid2 melarangnya”.

Dan kemudian, kalimat ” Sebab orang-orang YANG SEPERTI ITULAH yang punya kerajaan Surga.” adalah suatu kalimat yang berbeda konteksnya dengan kalimat sebelumnya, yaitu “biarkanlah anak-anak datang kepadaKU”

Peristiwa 4 adalah suatu perumpamaan yang menggunakan ayat sebelumnya.
Perumpamaan apakah? Perhatikan dengan seksama kalimat ini :
“orang-orang YANG SEPERTI ITULAH….” artinya,
Hanya orang2 yang bisa bertingkah laku seperti anak kecil lah yang akan memiliki kerajaan surga. sifat anak kecil adalah polos, jujur, tak marah, tak berprasangka dll. Kalau manusia dewasa bisa bertingkah laku seperti itu selama hidup kita, maka manusia seperti itu yang memiliki surga.

Kata kuncinya adalah “YANG SEPERTI ITULAH” . Yang berarti
PERUMPAMAAN.

Jadi disini jelas, Jesus TIDAK BILANG/MENGAKU : “anak-anak kecil tidak punya dosa, oleh karena itu mereka yg mempunyai kerajaan surga”.

Dosa warisan adalah Hilangnya sifat mulia manusia dihadapan All@h, seperti dijelaskan dalam tulisan mas dewo diatas. Untuk masuk dalam kerajaan Surga Manusia haruslah Tak berdosa, dan mulia. Sifat Mulia itulah yg tidak dimiliki oleh bayi.
Menurut saya, semua bayi yg baru lahir adalah tak berdosa, tapi tetap tak pantas masuk surga. Karena bayi adalah keturunan adam.

Semua manusia tak pantas masuk surga, tak terkecuali bayi. Justru inilah Keadilan Tuh@n yang seadil-adilnya. Dia adil terhadap semua mahluknya, termasuk iblis. Si setan akan bilang Tuh@n tidak adil karena memasukan bayi ke dalam surga(meski bayi tapi keturunan adam). Masih ingat kan kisah nabi Ayub?

Saya lanjut lagi.
Kalau setiap manusia menanggung dosanya masing2 seperti konsep dalam islam. Kenapa manusia ada di bumi?, bukan di surga. Kenapa anak kamu dan anak saya pada waktu lahir ada di dunia? bukan di surga?
Bukankan bayi yang lahir adalah Tidak berdosa? seharusnya mereka ada disurga bukan di bumi. sampai mereka besar dan berbuat dosa, barulah mereka akan dilemparkan ke dunia. Bukan begitu?

kalau kalian bilang bukan itu alasan mengapa manusia di bumi, lalu apa alasan mengapa manusia ada di bumi? Tidakkah diceritakan kisah nabi Adam didalam Quran. Tidakkah quran berkata alasan Tuh@n menurunkan adam adalah karena pelanggarannya memakan buah terlarang?

Quran Al baqarah ayat 36 berbunyi:
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu [38] dan dikeluarkan dari keadaan semula [39= kemuliaan hidup dalam surga] dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”

Hanya butuh sedikit logika untuk mengerti Q 7:36 tersebut.
Yaitu : Adam dan keturunannya diusir dari surga karena ketidakpatuhannya!.

Pertanyaan kepada kaum muslim.
Dimana ayat quran yang menyebutkan adam dan hawa diampuni?
Meskipun sudah diampuni, dimana ayat yang menyatakan Adam dan hawa boleh masuk kembali ke surga setelah diampuni. Dimana ayat quran yg berkata, anak2 adam akan masuk surga? Mengapa kain dan habil ikut
berada di bumi? bukan di surga? Kain dan habil adalah anak-anak adam dan waktu dilahirkan mereka adalah tak berdosa (menurut konsep islam)

***Mengenai Surat kiriman Rasul Paulus kepada orang Roma Pasal 2 ayat 5 dan 6.***

Baiklah saya bacakan Kedua ayat tsb.
Roma 2:5-6
“Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.”

Roma 2:6
“Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,”

Semua yang dikatakan dalam surat Roma adalah perkataan yang keluar dari mulut Paulus bukan Yesus.( Kecuali paulus berkata ” kata Yesus…”)

Hal ini tercantum di Roma 1:1 (ayat permulaan dari surat Roma) saya bacakan:

Roma 1:1
DARI PAULUS, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

Saudara2 muslim kan percaya bahwa Paulus itu penyebar ajaran sesat. Tidak sejalan dengan ajaran Yesus
Saudara muslim tidak welcome dengan Paulus, Karena kalian bilang ajaran paulus bertentangan dengan ajaran Yesus.
Pertanyaan penting saya sekarang adalah, KENAPA menggunakan ayat-ayat perkataan Paulus padahal anda tidak setuju dengan paulus.
Kalau saudara muslim bisa menjawab pertanyaan saya tersebut, maka dengan senang hati saya akan menjeleskan arti dan keterkaitan ayat2 Roma tersebut.
Kalau tak bisa jawab pertanyaan saya, mendingan ditunda aja jawabnya yaa. Karena lucu dan percuma.
Kalian Menyalahkan ayat yang Menurut kalian adalah salah.

***Mengenai matius 16:27***
Baiklah saya kutip terlebih dahulu .

Matius 16:27
“Karena anak manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan segala malaikatnya, pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut perbuatannya.”

Kalau anda membaca dari ayat 21 sampai dengan 28.
Anda akan mengerti bahwa keseluruhan ayat tersebut bukanlah menerangkan tentang dosa warisan, tetapi tentang pemberitahuan penderitaan yesus dan sarat-sarat mengikuti dia.

Jadi memang tidak ada sangkut pautnya dengan dosa warisan.

*** Mengenai Surat kiriman yang kedua kepada orang Kristen pasal 5

ayat 10 (mungkin maksud pak kyai adalah 2 Korintus 5:10)

Sekali lagi, ini adalah perkataan Paulus.
Karena kalian tidak welcome dengan ajaran paulus. Berarti Kalian mengutip dari sesuatu yang salah untuk membenarkan pendapat kalian.
Ini kan sesuatu hal yang lucu.

Kesimpulan saya, Kalian para muslim janganlah selalu membaca ayat injil dengan tujuan mencari kesalahan umat kristen dan pembenaran diri sendiri. Carilah kebenaran yang benar. Kalau kalian membaca injil dengan tulus hati, pastilah Tuh@n akan membukakan akal fikiran saudara untuk mengerti arti ayat2 tersebut.

Kalau kalian kurang puas dengan jawaban saya, silahkan research sendiri di internet. Ketik ” Konsep dosa warisan menurut umat kristen”. Disitu kalian akan membaca banyak hal yang berkaitan dengan dosa warisan.

Sekian dulu pembahasan dari saya mengenai dosa warisan. Saya harap bapak moh, cepot, etus07. dapat mengerti.

Salam damai dalam Jesus Kristus.

@jelasenggak

“Pertanyaan penting saya sekarang adalah, KENAPA menggunakan ayat-ayat perkataan Paulus padahal anda tidak setuju dengan paulus.”

—————————————————————————————-

———–>

Karena :

“emang ada injil selain dr paulus, matius, yohanes dan lukas yang diikuti oleh mayoritas umat nasrani”??

kalo ngga ngutip dr injil yang ada, ya mau ngutip dari mana lagi? gimana mau diskusi sama kalian?

Gimana mau nunjukin pemikiran tentang ayat2 yang kalian ikuti selama ini?

“tiada rotan, akarpun jadi” =)

ps.: pertanyaannya menurut gw ngga penting2 amat sih karena udah jelas jawabannya. =)

Salam. =)

Tinggalkan Balasan ke Miya Batalkan balasan

Stat

Blog Stats

  • 491.096 hits